Sabtu, 20 September 2014

benarkah demikian ?

Dalam salah satu tayangan di stasiun televisi nasional digambarkan dalam  pendapat dari seorang  tenaga kependidikan yang ditanyai tentang kurikulum 2013, dan paparannya  gamblang dengan penuh keyakinan  mengatakan bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang akan membuat anak-anak bahagia, mereka akan senang dengan pembelajarannya, karena kurikulum 2013 memperhatikan jiwa anak-anak yang sedang belajar, guru pun akan senang.  Lantas benarkah? 
Atas dasar permasalahan yang dirasa semakin hari semakin beratlah yang menjadi dasar lahirnya kurikulum ini, ketika setiap insan pendidikan yang dirasa profesional berkumpul dan menuangkan ide dan gagasannya sehingga pada suatu waktu yang baik, dicetuskanlah kurikulum baru yang dinamakan kurikulum 2013. Sebuah kurikulum yang dipercaya menjadi ibu bagi generasi emas di masa depan. Berbagai pendidikan dan pelatihan di laksanakan mulai di tingkat pusat hingga di daerah daerah.  Tentu dengan target pelaksanaan kurikulum 2013 yang  optimal pada tahun 2015 maka bukan waktu yang lambat jika pelaksanaan  bimbingan teknis  harus sesegera dan sesering mungkin terlaksana.
Pemerintah sudah seyogyanya dituntut untuk memberi  jaminan kualitas pendidikan, dan atas kewajibannya inilah maka penentuan pembelajaran yang baik dibakukan dalam standar minimal pendidikan.  Mulaii dengan dibakukannya standar minimal sumber belajar yaitu dengan adanya buku siswa dan buku guru, standar minimal proses pembelajarannya yaitu dengan menganut 5 fase pembelajaan, dengan penilaian yang menyeluruh baik pada aspek spiritual, sosial, pengetahuan, maupun keterampilan. Lantas dengan berbagai standar  minimal yang demikian baik, apakah benar menyenangkan semua tenaga pendidikan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengalaman Membuat Sabun Pertama Kali

     Rasa penasaran terhadap hal baru membawa saya pada sebuah kursus online gratis yang diadakan oleh Dayana School, tau lah ya, sebagai em...